Jakarta – Pemerintah melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) melakukan konsolidasi pengadaan laptop dalam negeri untuk pengadaan Tahun Anggaran 2022 di berbagai Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah (K/L/PD). Program konsolidasi belanja laptop senilai Rp6,33 triliun itu menghasilkan efisiensi hingga Rp1,8 triliun. Selain soal efisiensi, konsolidasi ini juga memperkuat industri dalam negeri karena produsen laptop dipacu memperkuat tingkat komponen dalam negerinya. Karena menghasilkan banyak manfaat, pemerintah berencana menduplikasi metode ini ke sektor lain.
Kepala LKPP Abdullah Azwar Anas mengatakan, pemerintah melakukan konsolidasi belanja TIK dengan nilai belanja total Rp6,33 triliun, terdiri atas TIK Pendidikan Rp3,42 triliun dan TIK Administrasi Perkantoran Rp2,92 triliun.
“Karena dikonsolidasikan, pemerintah berhasil melakukan efisiensi Rp1,8 triliun, terdiri atas efisiensi Rp951,3 miliar untuk Laptop TIK Pendidikan dan efisiensi Rp867,2 miliar untuk laptop Administrasi Perkantoran,” kata Anas dalam Konferensi Pers Bersama Kemenkeu dan Kemenkomarves, Jumat (29/07) di Jakarta.
Enam produsen laptop yang dilibatkan dalam konsolidasi laptop nasional adalah yang telah memenuhi unsur tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 25%.
Ke depan, lanjut Anas, sesuai arahan Presiden Jokowi, konsolidasi bisa dilakukan melalui kodefikasi barang yang saat ini sedang dirampungkan bersama Kementerian Keuangan dan BPS.
“Kita bayangkan, jika konsolidasi ini kita dorong ke alat kesehatan atau alat mesin pertanian dan sektor lainnya, maka hasilnya akan luar biasa. Ini juga memberikan kepastian bagi industri dalam negeri karena sudah pasti akan dibeli oleh pemerintah. Jadi investasi mereka sudah jelas,” lanjutnya.
Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi dan Teknologi Informasi Kementerian Keuangan Sudarto mengapresiasi inovasi yang dilakukan LKPP sehingga pemerintah dapat menghemat belanja negara. Melalui konsolidasi pengadaan laptop produk dalam negeri pengadaan tidak hanya menjadi lebih efisien namun juga berdampak langsung ke masyarakat.
Sudarto juga sependapat jika skema konsolidasi barang/jasa juga diimplementasikan ke sektor lain seperti alat kesehatan dan alsintan. Menurutnya, selain pengeluaran anggaran menjadi lebih mudah dan efisien, kualitas produksi dalam negeri juga semakin meningkat. “Sehingga harapannya tidak hanya dikonsumsi oleh pemerintah dan swasta, tetapi juga bisa diekspor dan bersaing dengan produk luar negeri,” ungkapnya.
Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenkomarves Odo RM Manuhutu mengatakan konsolidasi laptop dalam negeri merupakan implementasi Inpres 2 Tahun 2022 terkait aksi Bangga Buatan Indonesia. Ia berharap ke depan kolaborasi antara LKPP, Kementerian dan pihak swasta dapat menghasilkan barang dan harga yang lebih baik lagi. “Kita akan dukung konsolidasi selanjutnya bersama LKPP dan kementerian lain,” katanya. (fan)
Sumber : www.lkpp.go.id